Senin, 26 Juli 2010

IMAX, RealD atau Dolby 3D?

Apa bedanya teknologi 3D antara IMAX (Teater 4D Ancol, TMII, Ocean Park), Real D 3D (blitzmegaplex) dan Dolby 3D (XXI)? Banyak yang mengira teknologi tersebut semuanya sama, karena kacamata yang digunakan hampir mirip satu sama lain. Padahal kenyataannya, masing-masing teknologi berbeda , memiliki kacamata dengan lensa yang berbeda dan tidak bisa ditukar satu sama lain. Berikut penjelasan perbedaan ketiga teknologi tersebut secara garis besarnya.


IMAX (Teater 4D Ancol, TMII, Ocean Park)

Teknologi 3D polarized yang paling pertama. Umumnya digunakan di teater dengan layar besar. Kacamata yang digunakan adalah linear polarized. Kelebihan dari IMAX ini adalah gambar yang seakan-akan keluar dari layar dan bisa terjangkau oleh tangan kita. Ditambah lagi dengan layar yang umumnya berukuran sangat besar sehingga menambah nyata efek 3D dan membuat kita seakan berada di dalam film yang sedang kita tonton.
Kekurangannya adalah efek tersebut membuat otak cepat lelah, dan gambar yang ikut bergerak ketika kepala kita bergerak membuat sulit untuk menonton dalam waktu lama. Masih ditemukan ghosting (berbayang) yang cukup nyata terutama ketika gambar bergerak cepat.
Di Indonesia, IMAX ada di Teater 4D Ancol, TMII dan Ocean Park.

RealD 3D (blitzmegaplex)
Merupakan teknologi 3D polarized yang lebih baru, menggunakan kacamata circular polarized. Teknologi ini memungkinkan kepala kita bisa bergerak bebas tanpa kehilangan fokus pada gambar. Tapi efek 3D yang ditampilkan bukanlah efek 3D yang gambarnya bisa keluar dari layar seperti IMAX, melainkan kebalikannya, gambar seakan-akan masuk jauh ke dalam layar. Efek 3D ini tidak membuat otak cepat lelah sehingga cocok untuk menonton film berdurasi panjang.
RealD 3D menggunakan kacamata circular polarized yang harganya terjangkau. Namun, berbeda dengan layar standar yang berwarna putih, RealD mengharuskan layar yang digunakan berwarna perak (silver screen) sehingga membuat biaya investasi menjadi lebih tinggi.
Bioskop dengan teknologi RealD 3D di sini ada di blitzmegaplex.

Dolby 3D (XXI)
Merupakan teknologi 3D yang lebih baru, sekilas tidak ada perbedaan dengan RealD 3D. Perbedaan yang paling jelas dirasakan penonton adalah adanya pantulan warna di samping kedua mata, terutama pada saat lampu bioskop belum sepenuhnya dimatikan.
Keuntungan Dolby 3D bagi pemilik bioskop, teknologi ini masih menggunakan proyektor dan layar standar, sehingga biaya investasi relatif lebih murah. Hanya saja, kebalikan dari RealD 3D, kacamata Dolby 3D harganya jauh lebih mahal dibandingkan kacamata polarized karena memiliki lensa yang khusus.
Itulah sebabnya kacamata Dolby 3D dipasangi chip anti maling, yang sayangnya membuat kacamata menjadi berat dan kurang nyaman ketika menonton film berdurasi panjang.

Sebagai catatan tambahan, ketiga jenis kacamata untuk masing-masing teknologi di atas (linear, circular, dolby 3D) tidak bisa ditukar satu sama lain.

Cyberlink PowerDVD 10 Mark II Ultra v10.0.1830.51 bisa merubah semua film 2D menjadi 3D - Sekarang support untuk Kacamata Red/Cyan

Cyberlink PowerDVD 10 Mark II Ultra v10.0.1830.51 bisa merubah semua film 2D menjadi 3D - Sekarang support untuk Kacamata Red/Cyan


Ada kabar gembira buat pencinta film 3D. Mungkin sudah banyak yang tahu kalau Cyberlink Power DVD 10 bisa merubah film biasa (2D) menjadi 3D.
Meskipun begitu, belum banyak yang bisa menikmatinya karena selama ini Cyberlink hanya mensupport kacamata aktif/shutter seperti kacamata NVidia, iz3D dan sebagainya.
Selain harga kacamata tersebut yang masih sangat mahal, untuk menggunakannya kita juga diwajibkan membeli LCD/Monitor 3D khusus sehingga harganya semakin tidak terjangkau.

Untuk edisi terbaru yang keluar awal Juni ini, Cyberlink 'berbaik hati' dengan memberikan pilihan kacamata 3D standar, yaitu Kacamata Anaglyph Red/Cyan (Merah Biru) yang sudah umum di pasaran. Belum lagi kacamata jenis ini bisa untuk Monitor/LCD apa saja (asalkan berwarna) karena teknik penyaringan gambarnya hanya menggunakan warna saja. Semua format film seperti dvd, avi, mkv bisa diubah menjadi 3D.
Mau nyoba nonton Voltus V, Saint Seiya dan Gaban versi 3D? Bisa!


Bagaimana dengan kualitas efek 3D dari PowerDVD ini?
Memang efek yang dihasilkan tidak sekelas Avatar 3d (versi bioskop). Dan juga tidak bisa mengalahkan film-film 3D yang memang dibuat secara khusus, tapi untuk film animasi seperti Pixar, Dreamworks, dsb, efek yang dihasilkan sudah cukup baik. Kedalaman cukup jelas, gap pemisah antara objek di depan dan background di belakang cukup jelas terlihat. Sebagai informasi,di Cyberlink kita bisa mengatur kedalaman (depth) efek 3D sesuai selera.
Untuk film-film non animasi, efek 3D yang terlihat tidak sebagus film animasi. Tidak jarang wajah pemain yang terlalu dekat terlihat sedikit bengkok akibat efek 3D yang meleset.Tapi secara keseluruhan, efek 3D yang dihasilkan sudah lebih dari cukup untuk bisa dibedakan dengan versi 2Dnya. Apalagi mengingat efek 3D yang dihasilkan hanya berupa rekayasa software saja, bukan asli dari filmnya.

Selasa, 20 Juli 2010

Cara Kerja Film 3D dan Kacamata 3D

3D-ready DLP Cinema Projector dari Christie
(www.christie digital.com) sangat ideal untuk semua teknik 3D terbaru.

Menurut perkiraan, era film bergambar datar dan dua dimensi akan habis. Sebagai
gantinya, hadir film yang tersaji secara tiga dimensional. CHIP akan
mengulas bagaimana cara kerja dan kapan revolusi 3D ini dapat kita
nikmati secara optimal di rumah. 
 
Sekitar 57 tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Desember 1952,dimulai tren film 3D di bioskop. Namun, hanya dalam dua tahun, tren tersebut meng hilang, terutama karena masalah teknik yang digunakan. Efek 3D tidak terlalu mengesankan, yang terlihat hanyalah gambar bayang-bayang apabila kepala sedikit bergerak. Bahkan, banyak penontonyang sakit kepala saat melihat tayangan 3D tersebut. Pada bioskop-bioskop IMax, efek 3D memang masih ada, namun hanya untuk film-film pendek. Tidak ada 3D untuk feature film yang berdurasi 90 menit atau lebih. Tampaknya kondisi ini akan segera berubah. Semakin banyak produsen dan studio film yang memproduksi film baru mereka tidak hanya dalam 2D, tetapi juga dalam format 3D. Bahkan, studio film Pixar dan DreamWorks menerapkan 3D sebagai standar film animasi mereka, seperti pada film terbaru mereka Bolt dan Monsters vs. Aliens. Teknologi dan teknik film 3D kini sudah jauh berbeda dari teknik yang diaplikasikan pada 57 tahun yang lalu. Pada kesempatan kali ini, CHIP akan mengulas teknologi home theater di rumah dan korelasinya dengan film 3D. 
 
ADA 4 CARA KERJA UNTUK MENAMPILKAN FILM 3D .. TAPI DISAMPING ITU,KEEMPAT CARA INI MEMPUNYAI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN,MARI ANE JELASKAN 
 
1.XPAND
Teknologi
ini dulunya bernama nuvision dan bekerja dengan sebuah lensa pengatur
cahaya dan proyektor. Gambar diproyeksikan secara bergantian untuk mata
kiri dan kanan. Lensa pengatur cahaya yang dikendalikan melalui
inframerah dan dioperasikan dengan baterai akan mengurangi cahaya pada
masing-masing mata, terutama pada saat sebuah gambar tidak harus
terlihat oleh mata tersebut. Lantaran bekerja tanpa polarisasi,
teknologi ini dapat menggunakan jenis layar apa saja.

+Tidak pakai layar perak
- Kacamata mahal
 
2.REAL D
Proyektor akan
menampilkan gambar secara bergantian melalui Z-Filter ke sebuah layar
perak. Proyektor ini akan mengubah cahaya untuk masing-masing mata
dengan menggunakan polarisasi sirkular. Kacamata hanya untuk melewatkan
cahaya yang sesuai.

+ Kepala boleh miring
- Memerlukan layar perak
 
3.DOLBY 3D DIGITAL CINEMA
 
Sebuah color filter yang berputar akan
mengganti panjang gelombang pada gambar-gambar yang diputar secara
bergantian untuk masing-masing mata. Sebuah kacamata interferensi akan
menyaring semua panjang gelombang, kecuali yang sengaja dihasilkan untuk
masing-masing mata.

+ Tidak harus menggunakan layar perak
- Perlengkapan mahal
 
4. Proyeksi ganda dengan polarisasi
 
Dua proyektor sekaligus, masing-masing untuk mata kiri dan kanan, akan
mengirim cahaya dengan polarisasi berbeda secara bersamaan ke layar
perak. Kacamata hanya untuk melewatkan gambar yang telah ditentukan
untuk mata tersebut.

+ Brightness tinggi
- Kepala tidak boleh miring
 
KESIMPULAN

Film dengan feature 3D memang tengah marak dan selalu ramai dibicarakan.Teknologi 3D memang masih mahal untuk home theater. Namun, begitu film-film 3D bermunculan dalam format Bluray, player yang dibutuhkan pun bakal terjangkau oleh pasar. Jadi, setiap orang dapat menikmati tayangan film 3D secara optimal di rumah.

CARA KERJA 3D

Kacamata ini membuat membuat gambar pada film bioskop dan televisi seperti adegan 3 dimensi yang terjadi tepat di depan anda. Dengan objek bergerak keluar masuk layar dan seolah menuju ke arah anda, dan tokoh jahat yang bergerak keluar untuk menangkap dan meraih tangan anda,kacamata 3D membuat anda merasa bagian dari adegan film, tidak hanya seseorang yang duduk disana menonton adegan tersebut. Mengingat alat ini mempunyai nilai entertainment yang tinggi, anda akan terkejut betapa sederhananya sebetulnya kacamata 3D ini.

Manusia lahir dengan dua buah mata dan sistem penglihatan binocular yang sangat luar biasa. Untuk objek dengan jarak lebih dari 20 kaki (6
sampai 7 meter), sistem binocular membuat kita mudah menetukan seberapa jauh jarak objek tersebut secara akurat. Sebagai contoh. Jika ada beberapa objek di depan, kita akan dengan mudah mengetahui objek mana yang lebih jauh dan objek mana yang lebih dekat, serta seberapa jauhnya jarak objek tersebut dengan kita. Apabila anda melihat dunia dengan sebelah mata tertutup, anda akan tetap dapat memperkirakan jarak, namun keakuratan perkiraan jarak akan menurun.

Untuk melihat seberapa besar perbedaannya, mintalah seorang teman untuk melemparkan bola dan coba untuk menangkap bola tersebut sementara sebelah mata anda tertutup. Juga coba pada ruangan yang sedikit cahaya atau pada malam hari. Pada kondisi ketersediaan cahaya sedikit,perbedaan akan semakin terlihat. Akan lebih sulit untuk menangkap bola hanya dengan sebelah mata terbuka di banding kedua mata terbuka.

Lakukan percobaan berikut:
Fokuskan pandangan anda pada gambar sebuah mata di bawah ini. Lalu taruh ibu jari didepan hidung anda menghalangi pandangan. Pandangan tetap fokus pada gambar mata tadi. Maka anda akan melihat gambar mata tersebut berada diantara dua ibu jari. Dan jika fokus pandangan anda alihkan pada ibujari anda, maka ibujari anda berada di antara gambar dua mata. Jika hasil yang anda dapatkan seperti itu, maka sistem binocular anda masih berfungsi baik.
 
Sistem penglihatan binocular berdasarkan pada kenyataan bahwa dua mata kita terpisah dengan jarak 2 inchi (5 cm). Dengan demikian setiap mata melihat dunia dari perspektif yang sedikit berbeda, dan otak menggunakan perbedaan tersebut untuk menghitung jarak secara akurat. Otak memiliki kemampuan untuk mengkorelasikan dan memperkirakan posisi, jarak,bahkan kecepatan suatu benda melalui data yang diperoleh dari sistem binocular mata. 

Dalam menonton film 3D, alasan kenapa anda memakai kacamata 3D adalah untuk mengumpan gambar yang berbeda pada mata. Layar sesungguhnya menampilkan dua gambar, dan kacamata menyebabkan satu gambar masuk ke satu mata, dan gambar lainnya masuk ke mata yang satunya. Terdapat dua sistem umum yang digunakan.

1. Kacamata Merah-Hijau
2. Kacamata Merah-Biru

Sistem ini menggunakan kacamata berbeda warna. Merah/hijau atau yang lebih umum merah/biru. Pada film 3D, proyektor akan menampilkan dua jenis gambar sekaligus. Filter pada kacamata memperbolehkan hanya satu jenis gambar yang masuk ke tiap-tiap mata, kemudian otak akan menyelesaikan sisanya. Sistem kacamata berbeda warna ini mempunyai kelemahan. Warna pada film tidak terlihat dengan baik, sehingga kualitas gambar yang terlihat kurang begitu baik.

Jumat, 09 Juli 2010

sekilas info 3d

Sports Corner


0diggsdigg
Tayangan 3D di Sepak Bola
Penulis : Team Andriewongso.com
Selasa, 02-Pebruari-2010
Film animasi dengan efek 3D (tiga dimensi)? Itu biasa. Bagaimana dengan siaran pertandingan sepak bola dalam bentuk tayangan 3D? Wow, luar biasa...!! Nah, hal ini terjadi dalam big match Liga Primer Inggris, antara Arsenal dan Manchester United pekan lalu.


Boleh dibilang, inilah siaran langsung sepak bola pertama, yang ditayangkan dalam format 3D. Demikian laporan Yahoo!Sport. Penyelenggara event ini adalah stasiun televisi asal Inggris, Sky Sports. Mereka mentransmisikan siaran laga The Gunners versus The Red Devils tersebut melalui satelit, untuk kemudian disiarkan ke sembilan tempat nonton bareng terpilih yang tersebar di wilayah Inggris Raya dan Irlandia-tepatnya London, Manchester, Cardiff, Edinbrugh, dan Dublin.
Di masing-masing tempat, para pencinta sepak bola diberi kacamata khusus 3D. Begitu pertandingan dimulai, mereka semua terkesima.
"Ini benar-benar sensasional! Kamu akan benar-benar merasa seperti ada di dalam pertandingan!" seru Oliver Gaillemin (36 tahun) dari Manchester.

"Sehari-hari, saya pakai kacamata. Dan saya pikir, pakai kacamata 3D di atas kacamata saya itu, enggak nyaman. Tapi ternyata, saya salah. Rasanya nyaman saja kok," kata David Wubelski (70 tahun), penduduk London.
"Memang sih, enggak ada yang bisa ngalahin nonton langsung di stadion," sahut Paul Kelly (45 tahun), juga dari London. "Tapi, itu kalau kita dapat kursi yang sudut pandangnya bagus. Jika tidak begitu, lebih baik nonton 3D saja. Atmosfernya juga sama menariknya."
Menurut pihak Sky sendiri, mereka setidaknya perlu waktu dua tahun untuk mengembangkan sistem 3D di siaran lansung sepak bola. Dalam proses pelaksanaannya, Sky dibantu oleh James Cameron-sutradara ternama yang sukses dengan film Avatar dan Titanic.
"James adalah ahli 3D. Dan, dia hanya ingin melihat efek 3-D yang bagus," terang Darren Long, direktur operasi Sky Sports. "Bagi dia, itu adalah tentang bagaimana kami akan melakukannya, peralatan apa yang akan kami gunakan, teknik film apa yang kami miliki."
Ingin menyaksikan pertandingan sepak bola 3D lainnya? Sky berencana menyiarkan pertandingan istimewa seperti ini, setiap pekan. Kemudian dua bulan mendatang, mereka akan meluncurkan saluran khusus 3D, yang bisa dinikmati di segala jenis televisi. Nantikan juga Piala Dunia 2010 (11 Juni-11 Juli). Untuk event istimewa itu, stasiun televisi ESPN akan menayangkan pertandingan-pertandingan sepak bola, langsung dari Afrika Selatan, juga dengan format 3D.

Playboy Kaga mau ketinggalan Hiburan 3D

Info 3D
Menggunakan kacamata 3D Red - Cyan


Jakarta - Tak hanya televisi dan film yang diserbu teknologi tiga dimensi (3D). Majalah dewasa, Playboy pun bakal meluncurkan versi 3D untuk membuat kontennya makin tampak 'nyata'

Playboy edisi khusus ini dijadwalkan dirilis pada bulan Juni. Untuk melihat konten 3D di dalamnya, pembaca harus menggunakan kacamata merah-biru, yang tentunya akan diberikan pula dalam paket pembelian.

"Saya bukan penggemar teknologi 3D. Saya meninggalkan dunia nyata dengan pergi ke bioskop dan gambar 2D sudah cukup baik bagi saya," kata Hugh Hefner, Bos Playboy.

Hefner boleh saja berpendapat demikian. Namun rupanya ia sadar ada banyak potensi bisnis jika menampilkan konten-konten Playboy dengan versi yang lebih 'nyata'.

"Apa yang pria suka lihat dalam versi 3D? Kemungkinan wanita telanjang," ujar Hefner mantap.

Dikutip detikINET dari Chicago Pride, Rabu (12/5/2010), Hefner sejatinya telah memikirkan gambar porno 3D sejak tahun 1950-an. Ia telah menyewa seorang fotografer untuk mengerjakan proyek tersebut. Namun, ia terkendala dengan biaya produksi yang tinggi saat itu.

Kali ini, sebuah stasiun televisi Amerika Serikat, HBO, akan mensponsori proyek 3D majalah dewasa itu.